Anya juga mulai belajar bahasa Indonesia supaya ia bisa semakin mudah bergaul dengan warga lokal. Ia pun berencana untuk menggandeng beberapa warga lokal untuk menjalankan bisnisnya. “Cukup sulit untuk belajar bahasa Indonesa, tidak semudah belajar bahasa Inggris” ucap Anya. Sebelumnya, pada September 2022 ada kejadian viral yaitu seorang turis asing asal Lebanon bernama Mohamad Ali El Hage membentak penjaga kos di daerah Kerobokan, Bali. Ia tidak sanggup membayar uang kos ketika ditagih penjaga kos. Baca juga: Kripto Dijadikan Alat Pembayaran di Bali Mendapat pengaduan mengenai situasi tersebut, pelaku usaha dan pegiat sosial Ni Luh Djelantik kemudian datang untuk memediasi kedua belah pihak. Setelah mediasi tersebut, akhirnya Mohamad minta maaf dan berjanji akan membayar uang kos. Keran pariwisata dibuka Antropolog Universitas Warmadewa Denpasar, I Ngurah Suryawan mengatakan, fenomena turis asing ini disebabkan karena terbukanya keran pariwisata yang membuat Bali seakan menjadi tempat singgah. Hal ini bisa menjadi bom waktu jika terus menerus dibiarkan. Pemerintah menurut Ngurah lebih mementingkan kuantitas turis asing yang datang. "Hal ini disebabkan karena pemerintah lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas. Pemerintah selalu terfokus pada jumlah wisatawan, padahal seharusnya Imigrasi bisa menyortir turis yang datang ke sini" ucapnya. Ngurah menjelaskan, sebagian besar masyarakat Bali juga terlalu mengagungkan turis asing ini. Padahal, tidak semua turis asing ini membawa banyak uang. "Turis asing ini selalu dianggap sebagai tamu yang harus dilayani oleh masyarakat Bali. Ironisnya sebagian turis asing ini malah jadi bekerja di sini," katanya. Baca Juga: Investasi Asing Jangan Rugikan Warga Lokal Menurut Ngurah, pengawasan yang longgar menjadi faktor yang menyebabkan turis asing ini bertindak sesuka hati. Ia pun khawatir jika nantinya banyak lapangan pekerjaan diambil oleh turis asing. "Semuanya akan menjadi seperti tarung bebas, di mana warga lokal dan turis asing bersaing untuk mencari lapangan kerja. Padahal seharusnya masyarakat Bali ini bisa menjadi pelaku utama dalam industri pariwisata di negeri sendiri," ujar Ngurah. Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan, Bali memerlukan wisatawan yang berkualitas yang betul-betul menghargai regulasi baik itu secara nasional maupun di daerah. Terkait dengan pilihan antara kuantitas dan kualitas turis, Tjokorda Bagus mengaku optimistis Bali dapat meraih keduanya. “Artinya bukan mass tourism. Yang berkualitas itu datang wisatawan yang long stay kalau dulu tahun 1990-an banyak wisatawan yang datang sampai 3 minggu sekarang hanya 7-9 hari,” ucap Tjokorda. |
No comments:
Post a Comment