Hai Vulca, Tak bisa dimungkiri, kebanyakan startup yang ada di Indonesia saat ini berasal dan berfokus di Jabodetabek. Dengan status sebagai pusat bisnis yang memiliki tingkat kepadatan penduduk, penetrasi internet, serta ketersediaan infrastruktur tertinggi di Indonesia, Jakarta (dan wilayah sekitarnya) merupakan lokasi yang masuk akal untuk memulai bisnis berbasis teknologi. Namun sebuah tren baru belakangan ini mulai muncul di industri teknologi, khususnya bagi startup yang memiliki fokus untuk menggarap kota-kota kecil (tier 2 dan 3) di Indonesia. Alih-alih memfokuskan dirinya menggarap kawasan Jabodetabek, startup tersebut malah menyatakan bakal fokus di Jawa Timur. Beberapa startup yang memiliki fokus ini, seperti Ula dan Super, telah sukses mengantongi pendanaan hingga bernilai triliunan rupiah dari para investor. Awalnya saya merasa sekadar senang sekaligus heran melihat kemunculan sejumlah startup yang mau "keluar" dari ibu kota. Namun setelah dilihat secara lebih mendalam, fokus ke Jawa Timur yang dicanangkan oleh sejumlah startup itu mulai masuk akal. Bila dilihat dari angka produk domestik regional bruto (PDRB)--metrik yang dipakai untuk melihat tingkat perekonomian dari suatu provinsi di Indonesia--Jawa Timur merupakan provinsi dengan angka PDRB mencapai Rp2,299 triliun pada 2020 lalu, tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta (Rp2.772 triliun). Selain itu, menurut data BPS pada 2019 lalu, Jawa Timur memiliki jumlah pasar tradisional terbanyak di Indonesia mencapai 2.249. Angka ini lebih tinggi bahkan dari gabungan DKI Jakarta dan Jawa Barat sebesar 1.030, atau Jawa Tengah yang menempati posisi kedua dengan jumlah pasar tradisional mencapai 1.910. Bila dipandang dari demografi wilayah pun, Jawa Timur jelas memiliki jauh lebih banyak desa ketimbang DKI Jakarta (ya, masih ada desa di ibu kota) atau Jawa Barat. Masih menurut BPS, tercatat ada 8.496 desa di Jawa Timur pada 2019 silam, lebih banyak dari DKI Jakarta (267) dan Jawa Barat (5.957). Metrik-metrik tersebut menguatkan posisi Jawa Timur sebagai provinsi yang perekonomiannya didukung oleh para pelaku UMKM, di mana kabupaten-kabupaten di dalamnya memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian provinsi secara keseluruhan. Untuk startup yang punya misi menggarap kota-kota kecil di Indonesia, ini adalah wilayah yang tepat untuk memulai upayanya. Saya pribadi menyambut kemunculan tren ini dengan sangat antusias. Ini bisa jadi awal baru bagi industri e-commerce yang sejauh ini didominasi oleh para pelaku usaha dengan fokus di kota-kota besar, sekaligus menjadi harapan bagi startup dengan basis operasional di luar Jakarta untuk berkembang dan menerima pendanaan. Talk to you again next week! Salam, Iqbal Kurniawan Editor-in-Chief, Tech in Asia Indonesia | |
No comments:
Post a Comment