Hai Vulca, Mulai dari Bank Jago, Seabank, hingga Neo Commerce, makin hari makin banyak perusahaan teknologi yang bersinergi dengan institusi perbankan untuk mendirikan neobank. Tak hanya di kalangan perusahaan teknologi, institusi perbankan tradisional pun tak mau ketinggalan merangkul pergeseran perilaku para nasabah yang kini makin gemar mengakses layanan keuangan lewat jalur digital. Minggu ini kami membahas lebih dalam mengenai arus digitalisasi perbankan di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada peta kompetisi bank digital yang telah kami himpun, mulai tampak pemain-pemain baru yang bermunculan di berbagai negara Asia Tenggara, berebut pasar layanan keuangan yang diperkirakan bakal mencapai US$38 miliar (Rp538 triliun) pada 2025 mendatang. Tak hanya itu, kami juga mengamati upaya digitalisasi layanan perbankan yang dilakukan oleh empat bank teratas di dalam negeri, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA. Keempat bank tersebut melaporkan penggunaan layanan digital masing-masing mengalami peningkatan yang tinggi, hingga mencapai 55 persen secara tahunan. Hal ini menunjukkan makin banyak nasabahnya yang tak lagi pergi ke ATM (atau bahkan kantor cabang) untuk mengakses layanan perbankan sehari-hari. Bila dilihat dari perkembangan jumlah kantor cabang ataupun ATM, sebagian besar bank melaporkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir juga mempercepat tren tersebut. Simak laporan kami terkait tren di layanan perbankan tadi selengkapnya lewat dua artikel premium yang ada di bawah ini. Talk to you again next week! Salam, Iqbal Kurniawan Editor-in-Chief, Tech in Asia Indonesia | |
No comments:
Post a Comment