Thursday 9 December 2021

E-commerce yang lebih dari sekadar toko daring


Weekly Editorial


 
Hai Vulca,

Bagi ratusan juta penduduk Indonesia, termasuk saya, e-commerce kerap diasosiasikan dengan marketplace daring. Pandangan itu muncul salah satunya karena para pengelola marketplace daring telah mengembangkan platform masing-masing, hingga bisa memenuhi berbagai kebutuhan tiap penggunanya.

Sebagai dampaknya, jumlah pengunjung marketplace daring mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Data dari agregator belanja daring Iprice memperkirakan jumlah pengunjung Tokopedia dan Shopee selama kuartal ketiga 2021 masing-masing mencapai sekitar 158 juta dan 134 juta per bulan, naik 7 persen dan 5 persen dari kuartal sebelumnya.

Angka jumlah pengunjung tersebut merepresentasikan lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia. Meski terdengar signifikan, ini hanyalah ujung dari sebuah gunung es bernama e-commerce.

Seiring peningkatan popularitas marketplace daring, beragam sektor bisnis yang berkaitan dengannya pun ikut tumbuh dan berkembang. Mulai dari layanan yang membantu para penjual tradisional untuk mengakses dunia digital, cara baru untuk berinteraksi dengan konsumen potensial, hingga infrastruktur pendukung yang membuat aktivitas belanja daring jadi kenyataan.

Minggu ini, kami membahas salah satu aspek yang ikut berkembang seiring peningkatan aktivitas belanja daring: chat commerce.

Belanja daring tak hanya sekadar memilih-milih produk, memasukkan produk piilhan ke keranjang, bayar, lalu tunggu seruan, "Pakeeeett!" dari kurir yang mengantarkan belanjaan. Ada interaksi antara penjual-pembeli yang ikut berpindah ke dunia digital. Salah satunya adalah perbincangan antara penjual dan pembeli terkait suatu produk.

Khususnya di Indonesia, pembeli yang tertarik untuk membeli suatu barang biasanya akan bertanya-tanya terlebih dulu kepada penjual--atau bahkan mengajukan penawaran harga--sebelum terjadi suatu transaksi.

Perbincangan serupa juga terjadi di dalam dunia e-commerce. Pembeli kerap menghubungi penjual lewat fitur percakapan teks yang tersedia di berbagai platform daring.

Namun berkat sifat dari platform daring yang mengizinkan banyak pengunjung datang sekaligus, penjual bisa kewalahan untuk menangani pesan-pesan yang masuk secara bersamaan.

Di sinilah chat commerce bersinar. Dengan layanan automasi percakapan berkat teknologi natural language processing, bot bisa berinteraksi dengan pembeli dengan bahasa yang mirip ketika berinteraksi dengan manusia.

Terlebih lagi, teknologi tersebut telah berkembang sedemikian rupa, sehingga pembeli bisa melihat-melihat galeri produk, hingga melakukan transaksi tanpa harus keluar dari platform percakapan teks.

Chat commerce hanyalah satu dari sekian aspek pendukung e-commerce yang ikut berkembang bersama industri. Ada juga layanan pemenuhan order yang kini juga mulai bermunculan untuk membantu para penjual daring.

Bila kamu penasaran tentang peluang e-fulfillment (pemenuhan order khusus untuk aktivitas e-commerce) kamu bisa baca artikel selengkapnya di bawah ini.

Talk to you again next week!


Salam,
Iqbal Kurniawan
Editor-in-Chief, Tech in Asia Indonesia

IN CASE YOU MISSED IT

Ulasan dan kabar seputar industri teknologi dan ekosistem startup yang perlu kamu ketahui:
  1. Ekosistem e-commerce di Indonesia yang makin matang memicu perkembangan platform lain yang memungkinkan konsumen untuk belanja. Salah satunya adalah chat commerce, yang berpotensi melesat di 2022 nanti.
  2. Peningkatan angka penjualan online serta makin tingginya ekspektasi konsumen daring memunculkan peluang bagi penyedia layanan logistik. Dengan layanan e-fulfillment, perusahaan logistik bisa membantu para penjual untuk membantu pemenuhan order, sehingga penjual bisa fokus mengembangkan bisnisnya.
  3. Kondisi UangTeman saat ini tampaknya sedang genting. Beberapa mantan karyawan yang diwawancara Tech in Asia menyatakan perusahaan terancam kolaps bila tak segera mendapatkan pembeli yang mau mengakuisisi bisnisnya.
  4. Telkomsel rambah bisnis agregator fintech dengan meluncurkan Klop. Alih-alih menyediakan pinjaman langsung, Klop mengolah informasi untuk memberi rekomendasi sesuai kebutuhan pengguna.
  5. Layanan ride-hailing Maxim telah merambah bisnis pesan-antar makanan di Indonesia. Maxim mengklaim harga makanan yang dijual dalam platformnya akan sama dengan harga luring.

EVENT MENDATANG

  • Upskill Fest 2.0 by Tech in Asia ID+ 6-10 Desember 2021
    Buat bisnis & kariermu lebih maju. Serta, tingkatkan kemampuan bisnis, digital, dan kreatifmu. Belajar dari para profesional terbaik di program virtual workshop selama 1 minggu. Selengkapnya cek di sini.
     
  • Perkuat Keuangan Dengan Financial Review & Planning 2022 | 14 December 2021
    Dapatkan insight agar lebih bijak dalam mengatur keuangan, dan demi membuat planning keuangan yang lebih baik. Daftar gratis di sini.
     
  • Application modernization approach in 2022 | 16 Desember 2021
    Cari tahu bagaimana perusahaan dapat memodernisasi aplikasi yang ada, serta membangun aplikasi modern dengan Kubernetes. Daftarkan dirimu di sini, gratis!
Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter mingguan ini dikirim dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...