Thursday 14 July 2022

Ambisi GrabMaps saingi Google Maps

Halo Vulca,
 

Meski pemain baru dalam urusan peta digital, GrabMaps punya sisi unggul dibandingkan pelaku yang telah lama berkecimpung. Pasalnya, GrabMaps menghadirkan solusi dari masalah: kerap tak munculnya jalan tikus atau gang sempit di aplikasi peta konvensional.

Dari penelusuran Tech in Asia, kebanyakan penyedia layanan cenderung fokus mengembangkan panduan bagi pengemudi mobil. Penyedia layanan peta global juga tidak punya pemahaman yang cukup tentang wilayah terkait. Alhasil, kota tier 2 dan tier 3 selama ini tidak lengkap terpeta.

Nah, pengemudi dan mitra kurir Grab menyusuri jalan-jalan kota setiap hari. Perusahaan pembuat super-app ini bisa memperbarui petanya menggunakan data dan masukan terkini. Lantas, apakah kelebihan itu bisa membawa GrabMaps mengakhiri dominasi peta digital buatan Google?


Kami butuh saran dan masukan kamu agar bisa melayani dengan lebih baik lagi. Bantu kami isi survei singkat di sini, ya! 


EXCLUSIVE CONTENT

Ambisi GrabMaps Akhiri Dominasi Peta Digital Google di Asia Tenggara

GrabMaps bukan layanan untuk pelanggan ritel. Namun layanan ini layak diperhitungkan untuk pelanggan segmen perusahaan (enterprise)
Pitch Deck Ini Bantu Startup Fintech Blockchain Raih Investasi Rp32,97 M

Doxa mengoperasikan platform Doxa Connex yang didukung blockchain untuk automasi tahap pengadaan hingga pembayaran di dunia industri
Strategi Bank Jago Hadapi Kompetisi Bank Digital Milik Sea dan Akulaku

Bank Jago mampu menggaet jutaan nasabah selama 2021 silam, sambil mencetak laba sebelum pajak laba hingga Rp9 miliar tahun lalu.

Strategi Jangka Panjang Blibli Bersaing dengan E-commerce Raksasa

Dukungan Djarum Group memang memiliki peran penting, namun strategi ceruk pasarnya juga menyimpan potensi besar di masa depan.

QUICK BYTES

  • Doku mengakuisisi senangPay, penyedia layanan payment gateway online yang berbasis di Malaysia. Nilai transaksinya sebesar US$7,5 juta atau setara Rp112,7 miliar. Akuisisi ini menandai awal dari ekspansi Doku ke luar negeri, serta upaya untuk menjangkau segmen bisnis yang lebih luas, terutama UKM. Doku selama ini sudah melayani lebih dari 150 ribu merchant di Indonesia.
     
  • Platform perdagangan crypto dan aset digital yang fokus menggarap pasar Timur Tengah, Fasset Technologies Ltd, bekerja sama dengan Mastercard untuk meluncurkan layanannya di Indonesia. Fasset akan menggunakan keahliannya di ranah jual/beli aset digital untuk mendigitalkan layanan perbankan. Mastercard membantu Fasset meningkatkan akses dan adopsi teknologi di sektor keuangan di Indonesia.
     
  • Microsoft melakukan PHK terhadap 1 persen karyawannya atau sekitar 1.800 orang. Langkah tersebut diambil sebagai respons atas ketidakpastian ekonomi makro. Pihak Microsoft belum merinci wilayah atau unit bisnis yang terdampak kebijakan PHK. Perusahaan pun membatasi perekrutan karyawan baru untuk tim WindowsTeams dan Office.
     
  • ByteDance, perusahaan induk TikTok, kabarnya akan meluncurkan platform media sosial terbaru. Aplikasi yang diberi nama Kesong itu menawarkan fitur berbagi unggahan seputar gaya hidup dan hobi, disebut-sebut mirip seperti aplikasi Instagram. Sebelum Kesong, ByteDance pernah meluncurkan aplikasi serupa bernama Xincao pada 2018 serta Xintu di tahun 2019. Keduanya gagal dan dihentikan.
     
  • Dunamu, perusahaan fintech asal Korea Selatan yang merupakan operator platform perdagangan crypto Upbitmengalokasikan 500 miliar won (sekitar Rp57,3 triliun) untuk menciptakan 10 ribu lapangan pekerjaan baru dalam lima tahun ke depan. Komitmen tersebut direalisasikan lewat penyelenggaraan program konseling startup.
Baca juga kabar tentang startup Indonesia lainnya mulai dari funding, pivot sampai dengan exit di sini
 

IN PARTNERSHIP WITH

GVV  Batch 5 x Sembrani Wira Kembali Dibuka, Ajak Startup Siap Hadapi Pasar Pasca Pandemi 

Di saat pandemi mulai bisa terkontrol dan ekonomi berangsur pulih, lanskap startup teknologi di Indonesia kembali diuji. Resesi yang dijuluki "tech winter" ini memaksa beberapa startup melakukan berbagai efisiensi, mulai dari  hiring freeze hingga PHK. Hal ini menandakan bahwa keberhasilan akselerasi adopsi teknologi di masa pandemi tetap perlu dibarengi dengan pengetahuan akan strategi berbisnis yang tepat bagi startup agar bisa bertahan di tengah tech winter

Dengan misi menelurkan startup inovatif yang siap menghadapi ketidakpastian di masa mendatang, Grab dan BRI Ventures kembali meluncurkan program Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 5 x Sembrani Wira bertemakan Preparing Indonesia's Startups for Post-Pandemic Market. Turut didukung oleh Alpha JWC Ventures, program akselerator ini hadir sebagai sebuah kolaborasi yang mendukung perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia agar mampu membangun bisnis yang tangguh dan mampu menjawab tantangan masa depan.

GVV Batch 5 x Sembrani Wira membuka kesempatan bagi startups untuk bergabung dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Telah mendapatkan pendanaan dari investor (post-seed startup)
  2. Bisnis telah berjalan dan memiliki model bisnis yang jelas (past proof of concept)
  3. Memiliki produk atau jasa yang dapat terus dikembangkan (scalable product or service)
  4. Memiliki model bisnis yang mampu menyediakan layanan bagi UMKM, seperti Point of Sale (POS), Customer Relationship Management, e-Commerce enablement, Software as a Service (SaaS), serta model bisnis lainnya yang terkait dan bergerak di bidang Direct to Consumers (contoh: Food and Beverage (F&B), Beauty, Fashion, atau model bisnis lainnya yang relevan.

Startup yang berhasil terpilih nantinya akan tergabung ke dalam pilot program ekosistem Grab, mendapatkan akses ke workshop dan mentorship intensif, akses ke network Grab, BRI Ventures, serta alumni GVV, hingga peluang mendapatkan pendanaan dari modal ventura global dan kerjasama strategis.

Pendaftaran masih dibuka hingga tanggal 22 Juli 2022 di grb.to/gvv_4

Daily Digest dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Dukung jurnalisme berkualitas dengan berlangganan Tech in Asia ID+.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima newsletter kami? Kamu bisa memiliih untuk berhenti menerima email dari kami (tentunya kami bakal sedih!)






This email was sent to kakasantosa.vulcanic@blogger.com
why did I get this?    unsubscribe from this list    update subscription preferences
Tech in Asia Indonesia · Gedung The East Lantai 2, Jalan Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.3.2, No. 1 · Kuningan Timur, Jakarta Selatan · DKI Jakarta 12950 · Indonesia

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...