Pemulihan ekonomi pasca pandemi sudah mulai kita rasakan tapi akankah dunia bisnis mampu bertahan dengan krisis selanjutnya? Tentunya, tidak ada yang bisa meramalkan guncangan ekonomi di masa depan—melainkan bersiap untuk menghadapinya. Sebuah jurnal dari Harvard Business School memaparkan, sejarah mencatat ada empat pendekatan yang biasa digunakan oleh perusahaan saat menghadapi krisis dan resesi. - Prevention – Fokus pendekatan ini adalah memotong sebesar-besarnya pengeluaran perusahaan. Setiap keputusan diambil dengan perspektif memperkecil kerugian atau pengeluaran.
- Promotion — Berbanding terbalik dengan prevention, pendekatan ini merupakan pendekatan yang optimis. Bahkan sering kali dianggap seolah mengabaikan situasi sulit yang terjadi.
- Pragmatic — Ini adalah pendekatan pasif. Karena hanya menunggu krisis berakhir dan biasanya akan sangat bergantung pada pengurangan jumlah karyawan untuk menghemat ongkos operasional perusahaan.
- Progressive – Pendekatan yang tidak hanya merespon kondisi krisis dengan rencana jangka pendek. Namun juga menyiapkan rencana jangka panjang ketika krisis sudah berakhir.
Apabila kamu merupakan pemilik bisnis (founder), tentunya kamu secara berkala menyusun beberapa strategi untuk mengarahkan bisnis ke depan. Bisa jadi, secara tidak langsung kamu menerapkan satu atau dua dari empat pendekatan diatas. Pada 12 Juli mendatang, kami mengundang perwakilan dari Grab Indonesia, BRI Ventures, dan Sayurbox untuk berbagi insight terkait potensi tantangan yang akan dihadapi oleh startup di Indonesia, tip untuk para founder, hingga perspektif VC terkait pendanaan. Jika kamu tertarik hadir, kamu bisa mendapatkan undangannya dengan mendaftarkan diri melalui tautan https://techin.asia/PercayaStartupID — gratis. |
No comments:
Post a Comment