Wednesday 11 August 2021

Profil Ahrefs, startup yang ingin tantang Google di ranah mesin pencari

Halo Vulca,

Skala bisnis dan dominasi Google di bisnis mesin pencari global sudah sedemikian besar, sehingga tampaknya sia-sia saja bila ada startup pendatang baru dengan modal pas-pasan yang ingin menantang dominasi tersebut. Namun, ada satu startup dari Singapura yang berpikiran sebaliknya.

Bermodalkan penghasilan rutin dari layanan optimisasi mesin pencari buatannya, Ahrefs saat ini tengah mengembangkan mesin pencari alternatif yang dirancang untuk memberi porsi pembagian penghasilan iklan untuk kreator konten yang lebih menggiurkan dibanding Google. Hebatnya lagi, semua ini dilakukan dengan modal kerja sendiri dari bisnis existing yang sudah profitabel, tanpa mengandalkan pendanaan dari perusahaan modal ventura.

Akankah Ahrefs jadi mesin pencari yang mampu melayani ceruknya dengan sukses, seperti DuckDuckGo atau Ask? Simak artikel premium Tech in Asia Indonesia hari ini yang membahas sepak terjang Ahrefs dalam upayanya menantang Google.

Kami di redaksi Tech in Asia Indonesia ingin mengetahui insight dan opini kamu. bisa melalui komentar di artikel atau lewat email ke ed@techinasia.com.
 


EXCLUSIVE CONTENT

Tantang Google di ranah mesin pencari, startup ini merasa punya peluang bagus

Dmitry Gerasimenko mendirikan Ahrefs, startup pengembang mesin pencari alternatif di internet dan tool untuk optimisasi hasil pencarian internet (search engine optimization atau SEO). Meski bergerak di bisnis yang pangsa pasarnya dikuasai 90 persen oleh Google, Gerasimenko optimistis mesin pencari buatannya bisa bersaing.

Ahrefs hingga sekarang belum menerima pendanaan dari perusahaan modal ventura. Hal ini dianggap Gerasimenko sebagai keunggulan karena membuatnya bisa menentukan arah pengembangan bisnis dengan lebih fleksibel, ketimbang berusaha meningkatkan valuasi perusahaan secara cepat seperti yang biasa dituntut para investor.

QUICK BYTES

Berbagai kejadian penting dan menarik seputar industri startup. Baca selengkapnya insight dan kabar terbaru dari Tech in Asia Indonesia di sini.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Badan Sains dan Teknologi Iran. Selain sepakat membuka pusat bedah jarak jauh (telesurgery), kedua pihak juga akan berkolaborasi membuka program akselerator untuk mengembangkan startup bioteknologi dan komersialisasinya.
Riset tentang perkembangan indutri esport dari EVOS Esports menyebut Indonesia punya sekitar 118 juta gamer pada 2021, dengan total pendatan dari pasar gim dalam negeri mencapai US$1,9 miliar (Rp27,3 triliun).
Transaksi lintas negara (cross-border) di ecommerce Indonesia menyentuh Rp64,7 triliun di sepanjang 2020, menyumbang lebih dari 14 persen total transaksi ecommerce di Indonesia. Data ini berdasarkan laporan Blooming Ecommerce in Indonesia yang dipublikasikan Momentum Works.
Bibit meluncurkan fitur yang memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi reksa dana bersama teman dan keluarga di dalam satu portofolio yang sama. Fitur teranyar bernama Bibit Bareng ini memperbolehkan pengguna untuk mengundang maksimal 10 orang ke dalam portofolio bersama.
Berdasarkan laporan Digital SME Confidence Report yang dirilis Koinworks, sebanyak 20 persen responden UMKM telah mengalihkan penjualan mereka dari offline ke online selama pandemi. Rata-rata responden UMKM yang memanfaatkan O2O berhasil mengingkatkan penjualan mereka hingga 46 persen.

IN OTHER NEWS

  • GoTo, grup usaha yang menaungi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial, mendonasikan lebih dari 1.000 konsentrator oksigen secara bertahap ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.
  • Harga saham perusahaan developer gim PUBG, Krafton, sempat anjlok 20 persen di hari perdagangan pertamanya di bursa Korea Selatan. Setelah pasar tutup, pergerakan harga saham Krafton terhenti 8,8 persen lebih murah dari harga IPO-nya.
  • Pegawai Google yang memutuskan bekerja dari rumah secara permanen akan terkena pengurangan gaji, yang besarannya ditentukan oleh jarak tempuh rumah ke kantor.

UNLOCKED FOR YOU

Setiap bulan, kami membuka berbagai artikel premium untuk kamu baca. Baca artikel premium di bawah atau cek daftar lengkapnya di sini.

Hal yang Harus Diwaspadai Saat Negosiasi Term Sheet dengan Investor

Avnish Bajaj dari Matrix Partners India menyelami arti berbagai istilah berbeda yang terkandung dalam term sheet yang bisa menjadi pedoman para pendiri

Selengkapnya baca di sini

UPCOMING EVENTS

  • Balancing Security & Customer Experience in the Digital World | 25 Agustus 2021
    Pelajari bagaimana bisnis dapat menyeimbangkan kemananan dan privasi tanpa harus mengobarkan pengalaman pelanggan. Daftar gratis di sini.
     
  • Tech in Asia Conference 2021 Virtual | 12-13 Oktober 2021
    Konferensi tahunan startup dan bisnis terbesar dari Tech in Asia. Pelajari bagaimana kiat memanfaatkan tech boom yang tengah terjadi di Asia Tenggara. Beli sekarang
     
  • Upskill Fest 2.0 by Tech in Asia ID+ | Segera hadir
    Buat bisnis & kariermu lebih maju. Serta, tingkatkan kemampuan bisnis, digital, dan kreatifmu. Belajar dari para profesional terbaik di program virtual workshop selama 1 minggu. Selengkapnya  klik di sini.
LinkedIn
Instagram
Facebook
Website
Daily Digest dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Dukung jurnalisme berkualitas dengan berlangganan Tech in Asia ID+.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...