Tuesday 6 September 2022

Peluang Sociolla ikuti jejak AWS

Halo Vulca,
 

Induk usaha Sociolla, Socia Bella, beberapa waktu lalu gencar menjalin kerja sama dengan klien B2B, terutama dalam urusan kapasitas research and development/R&D). Hasilnya, kolom pencarian dari Sociolla telah menjadi semacam "Google untuk kecantikan," di mana perusahaan bisa mengumpulkan jenama dan resep kecantikan yang dicari orang-orang.

Dikembangkan pula teknologi back-end karya sendiri, yang nyatanya jadi kunci mendongkrak pertumbuhan. Kira-kira, adakah kemungkinan sistem tersebut "diekspor" ke perusahaan ritel lain, serta menjadi sumber penghasilan baru bagi Sociolla?


EXCLUSIVE CONTENT

Peluang Sociolla Ikuti Jejak AWS di Sektor Smart Retail

Setelah sempat sulit mengatur stok hingga mengatur usahanya di toko ritel, kini Sociolla memiliki sistem buatan sendiri untuk membantu manajemen bisnisnya
[Update] Upaya AirAsia Jadi Pengelola Super-App di Asia Tenggara

Persaingan jenis layanan digital all-in-one di Asia Tenggara bakal memanas dengan kehadiran AirAsia yang berambisi jadi perusahaan digital.
36 Startup ESG di Indonesia, Circular Economy, Renewable Energy, Lainnya

Puluhan startup ESG dalam daftar ini meliputi pengupayaan circular economy, carbon offset, hingga energi terbarukan di Indonesia.
7 Hal yang Saya Pelajari dengan Menjadi Product Manager Selama Empat Tahun

Product Manager ada di persimpangan antara teknologi, desain, dan bisnis. Setelah terjun langsung jadi Product Manager, kenyataannya tidak sesederhana itu.

IN PARTNERSHIP WITH

Memanfaatkan WhatsApp Business Platform untuk Pertumbuhan Bisnis

Statista memproyeksikan bahwa brand merogoh kantong sampai US$226 miliar pada 2022 untuk belanja iklan di media sosial saja. Dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ternyata efektifitas iklan digital tidak berbanding lurus. Bahkan ketika brand-brand besar seperti P&G dan Chase menghentikan pengeluaran iklan mereka secara besar-besaran, hal ini tidak menimbulkan efek apa-apa terhadap outcome bisnis mereka.

Salah satu penyebabnya adalah karena iklan digital bersifat satu arah. Ketika pelanggan melihat sebuah iklan, brand tidak bisa melakukan apa-apa untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan. Inilah yang menyebabkan konversi menjadi sulit. Menurut Forbes masa depan periklanan adalah conversational (bersifat percakapan). Jika konsumen sedang mempertimbangkan suatu produk tetapi memiliki pertanyaan setelah melihat iklan maka brand bisa langsung menjawab pertanyaan yang mereka miliki, mereka pun tak ragu lagi untuk membeli.

Dengan platform komunikasi yang canggih saat ini pendekatan conversational ini dimungkinkan. Sebagai aplikasi perpesanan paling populer di seluruh dunia dan memiliki 68.8 juta pengguna di Indonesia. WhatsApp Business Platform adalah saluran paling efektif untuk mencapai pelangganmu.

WhatsApp Business Platform adalah salah satu platform yang bisa memberi bisnis kemampuan untuk terhubung dengan pelanggan. Kamu bisa memulai percakapan dengan pelanggan dalam hitungan detik, mengirim informasi layanan dan menawarkan tingkat layanan yang dipersonalisasi kepada pelangganmu.

Bagaimana WhatsApp Business Platform bisa membantu bisnis dan marketer meningkatkan ROI marketing? Dan bagaimana hal itu dapat dimanfaatkan dan diintegrasikan dengan teknologi internal untuk mengubah situasi bisnis secara siginifikan?

Dapatkan insight dan best practice selengkapnya bersama praktisi industri pada 8 September mendatang, diantaranya: 

Acara ini diselenggarakan secara gratis. Kamu bisa mengunjungi tautan berikut untuk pendaftaran dan informasi selengkapnya.


KILLER PITCH DECK

Startup Konten Berita Audio asal Inggris Raih Rp129,6 Miliar dengan Pitch Deck Ini

Curio menawarkan konten jurnalisme yang terkurasi dalam bentuk audio, menyuguhkan berita harian dan analisis kepada penggunanya.
Pitch Deck Perusahaan Blockchain Ini Bisa Raih Investasi Rp178 M

Startup yang bermarkas di India, Stader Labs, membantu investor ritel serta institusional dalam menemukan dan mempermudah akses terkait solusi staking.
Simak kumpulan pitch deck dari startup lainnya di sini. 

LATEST FUNDING & STARTUP UPDATE


TIA CONFERENCE 2022

  • TIA Conference x AWS: Helping startups grow and scale | 14 September 2022 (Virtual)
    Event virtual tertutup ini menghadirkan kursus singkat seputar growth dan cara melakukan scale up di panggung Asia Tenggara. Event ini terbatas untuk peserta Startup Factory di Tech in Asia Conference 2022. Pastikan startup-mu terdaftar untuk bergabung!
     
  • Tech in Asia Conference 2022 Jakarta | 15 September 2022 (Sold out!)
    Conference hybrid pertama dari Tech in Asia bakal berlansung mulai pekan depan! Dimulai dari sesi Jakarta, kamu bisa menikmati rangkaian kegiatan lewat segmen Roundtablee, Startup Factory dan Speed Dating. Untuk kamu pemegang tiket, sampai jumpa secara tatap muka di Menara Mandiri Jakarta tanggal 15 September mendatang!
     
  • Tech in Asia Conference 2022 Singapore | 21-22 September 2022
    Masih ada kesempatan untuk kamu mengikuti rangkaian acara Conference sesi Singapura yang akan menghadirkan banyak sesi pembicara di Main Stage, Startup Factory, Speed Dating, hingga pameran Startup Factory. Atau, kamu bisa menonton sesi Main Stage Singapura secara gratis.
Daily Digest dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima newsletter kami? Kamu bisa memiliih untuk berhenti menerima email dari kami (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...