Thursday 23 September 2021

Startup Fintech dan Generasi Unikorn Lokal Selanjutnya


Weekly Editorial


 
Hai Vulca,

Saat kami menyusun daftar unikorn di Asia Tenggara, secara tidak tampak tren dari vertikal bisnis yang mampu membuat nilai valuasi suatu perusahaan teknologi berkembang jadi senilai US$1 miliar (Rp1 triliun). Vertikal-vertikal ini bersifat dinamis, mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan konsumen di tiap negara, tak terkecuali di Indonesia.

Saya masih ingat bagaimana Gojek jadi perusahaan teknologi dalam negeri yang meraih status unikorn pertama pada 2016 silam. Traveloka dan Tokopedia tak lama kemudian menyusul Gojek jadi unikorn Indonesia, menjadikan tiga unikorn pertama Indonesia diisi oleh tiga vertikal berbeda, yaitu mobility, travel, dan e-commerce.

Kita kemudian menyaksikan bagaimana generasi unikorn selanjutnya kebanyakan berasal dari e-commerce, yang memang mengalami perkembangan pesat di tanah air dalam lima tahun terakhir. Mulai dari Bukalapak, Blibli, hingga Jd.id masing-masing mengklaim telah meraih status yang konon hanya bisa diraih oleh 3 dari tiap 5 juta perusahaan di dunia.

Dengan ranah e-commerce yang sudah makin sesak--ditambah ada sederet "raksasa penguasa" yang punya kantong tebal untuk mempertahankan pangsa pasar--perkembangan eksponensial yang terjadi di vertikal tersebut kini bergeser ke ranah-ranah lain, salah satunya fintech.

Ovo jadi unikorn pertama dari vertikal ini berkat ekspansi agresif dan kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan teknologi besar, seperti Grab dan Tokopedia. Dompet digital tersebut kini bahkan telah merambah ke berbagai layanan keuangan lain, mulai dari asuransi hingga menawarkan instrumen investasi.

Pelaku industri fintech lain pun satu per satu mengikuti jejak Ovo yang berkembang di tengah digitalisasi layanan keuangan. Kredivo (FinAccel) yang menyediakan kredit konsumsi di e-commerce, hingga Xendit baru-baru ini ikut meraih status unikorn.

Mengingat masih betapa luasnya cakupan vertikal fintech dan bagaimana semua orang membutuhkan layanan keuangan yang andal, saya pikir masih akan ada unikorn-unikorn (atau bahkan dekakorn) lain yang akan lahir dari startup lokal di masa depan.

Namun tentu saja, perusahaan besar berikutnya tak akan eksklusif datang dari veritkal fintech semata. Sejumlah vertikal lain juga menunjukkan pertumbuhan pesat seiring perkembangan kebutuhan masyarakat.

Sektor logistik di dalam negeri yang penuh tantangan jadi salah satu yang menunjuikkan perkembangan menjanjikan, hingga J&T Express mampu meraih pendanaan lebih dari US$1 miliar. Saya pribadi menantikan kehadiran unikorn dari sektor edtech dan SaaS di masa depan.

Kalau menurut kamu, unikorn Indonesia selanjutnya berasal dari sektor apa?

Talk to you again next week!


Salam,
Iqbal Kurniawan
Editor-in-Chief, Tech in Asia Indonesia

IN CASE YOU MISSED IT

Ulasan dan kabar seputar industri teknologi dan ekosistem startup yang perlu kamu ketahui:
  1. Kami merangkum perusahaan teknologi asal Asia Tenggara yang telah meraih status unikorn. Ternyata sejauh ini sudah ada setidaknya 35 unikorn (🔒), lo!
  2. Posisi HappyFresh selaku salah satu pionir di ranah kebutuhan pokok online (e-grocery) belum aman. Selain mendapatkan kompetisi dari sesama pelaku e-commerce (🔒), sejumlah super-app di Asia Tenggara juga tak ingin ketinggalan menggarap segmen ini.
  3. Startup insurtech Fuse klaim telah menjual premi asuransi hingga senilai Rp720 miliar (🔒). Menariknya, strategi yang diambil perusahaan tersebut bukanlah disrupsi, melainkan melengkapi penawaran layanan agen-agen asuransi yang ada.
  4. Marketplace sewa mobil Zoomcar asal India resmi merambah pasar Indonesia. Upaya ekspansi ini dipimpin oleh mantan karyawan Gojek.
  5. Anak perusahaan MNC Group, Asia Vision Network, membatalkan rencana untuk merger dengan SPAC di Amerika Serikat. Perusahaan tersebut mau ganti haluan dengan go public di pasar modal dalam negeri.

EVENT MENDATANG

  • Keamanan Multi-Cloud: Seberapa Siapkah Kita? | 28 September 2021
    Cari tahu bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan keamanan aplikasi di layanan multi-cloudDaftar gratis sekarang.

  • Driving Mobile App Retention with Customer-first Mindset | 29 September 2021
    Pelajari bagaimana perusahaan dapat meningkatkan retensi pengguna dengan memanfaatkan platform omn-channel. Selengkapnya cek di sini.

  • [Tech in Asia Conference Pre-event] The Day One Workshop with Amazon Web Services | 5 Oktober 2021
    Simak diskusi para decision maker dari Amazon yang akan berbagi tentang inovasi hingga manajemen sumber daya. Gratis! Daftarkan diri kamu di sini.

  • Alibaba Cloud Pitch x Tech in Asia Pitch Battle| 15 Oktober 2021
    Daftarkan startup kamu di kompetisi pitching! Pendaftaran ditutup 15 Oktober 2021. Klik di sini untuk pendaftaran.

  • Tech in Asia Conference 2021 Virtual | 12-14 Oktober 2021
    Konferensi tahunan startup dan bisnis terbesar dari Tech in Asia. Pelajari bagaimana kiat memanfaatkan tech boom yang tengah terjadi di Asia Tenggara. Klaim tiket gratis dari sekarang.

  • Upskill Fest 2.0 by Tech in Asia ID+ Segera diumumkan
    Buat bisnis & kariermu lebih maju. Serta, tingkatkan kemampuan bisnis, digital, dan kreatifmu. Belajar dari para profesional terbaik di program virtual workshop selama 1 minggu. Selengkapnya cek di sini
Terima kasih karena kamu sudah baca sampai habis. Newsletter mingguan ini dikirim dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Sampaikan kritik, saran, dan komentar kamu seputar newsletter kami lewat form ini.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima semua email dari kami lagi? Kamu bisa berhenti berlangganan newsletter (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...