Thursday 10 November 2022

Kredit macet P2P tembus Rp5,1T

Halo Vulca,

Seperti persimpangan jalan, ada dua opsi yang bisa diambil oleh startup bootstrap yang sudah mencatatkan profit. Pertama, bekerja sama dengan perusahaan modal ventura (VC) demi potensi pertumbuhan eksponensial. Kedua, memilih terus berstatus bootstrap agar keberlanjutannya bisa dikontrol secara leluasa oleh founder.

Dua-duanya memang tak menjamin perjalanan startup bakal selalu mulus, untung, dan tanpa hambatan. Namun, kalau ditilik lebih lanjut, masing-masing pilihan itu punya kelebihan yang bisa dipertimbangkan. Apa saja?


EXCLUSIVE CONTENT

Perlukah Startup Bootstrap yang Profitabel Berkolaborasi dengan VC?

Beberapa startup bootstrap yang sudah untung tidak bekerja sama dengan VC. Namun ada juga yang bertindak sebaliknya demi melipatgandakan pertumbuhan bisnis.
[Update] Data Lengkap Merger dan Akuisisi (M&A) di Asia Tenggara

Tren merger dan akuisisi yang terjadi di Asia Tenggara naik-turun. Simak jumlah M&A, kesepakatan terbesar, dan data lain terkait merger dan akuisisi di sini
Karena Pitch Deck Ini Startup Penjual Kopi Kekinian Raih Rp99 M Lebih

Pitch deck yang dibahas adalah milik Sleepy Owl dari India. Perusahaan ini berhasil meraih pendanaan US$6,5 juta pada 2021 lalu
Market Share (Pangsa Pasar): Cara Hitung dengan TAM, SAM, dan SOM

Identifikasi market share dari bisnismu dengan akurat agar kamu bisa menyusun strategi dan memikat calon investor dengan meyakinkan.

LATEST FUNDING & STARTUP UPDATE

Daily Digest dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima newsletter kami? Kamu bisa memiliih untuk berhenti menerima email dari kami (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

[Tips Cuan] Perkaya Menu Restoran anda dengan Knorr Rostip

  Unilever Food Solutions Indonesia   ...