Sunday 23 October 2022

Belajar dari founder startup yang gagal

Weekly Round-up adalah rangkuman mingguan seputar dunia teknologi dan startup yang tayang tiap awal pekan. Kamu bisa mengetahui beragam peristiwa yang terjadi dalam sepekan terakhir secara ringkas dan cepat.

Kamu juga bisa menyimak rangkuman serupa, beserta beberapa hal eksklusif bagi pelanggan Tech in Asia ID+, yang kami terbitkan setiap hari lewat Executive Brief
 


 

Halo Vulca,

90 persen startup yang didirikan akan berakhir dengan kegagalan. Ya, kamu tidak keliru saat membaca angka tersebut—dan memang itulah kenyataannya—sebagaimana yang dituliskan konsultan bisnis Startup Genome dalam laporannya di tahun 2019 silam.

Namun, secuil fakta itu tak menyurutkan niat Michael Luhukay. Sosok yang saat ini menjabat sebagai Komisioner Raiz Invest itu punya pengalaman membangun sejumlah startup selama satu dekade terakhir. Dua di antaranya terpaksa gulung tikar. Kepada Tech in Asia, Michael berbagi cerita tentang masalah yang pernah dihadapi, serta pelajaran apa yang bisa dipetik untuk para founder startup lain.

Berita lain, ada CoHive yang saat ini sedang berupaya menyelesaikan masalah utang. Putusan sidang Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) tanggal 22 September 2022 silam menyatakan startup penyedia ruang kerja berbagi atau coworking space itu saat ini dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara.

Kalau mengusut riwayat bisnisnya, CoHive per awal tahun 2021 lalu mengeklaim mengoperasikan 30 lokasi coworking, tersebar di Jakarta, Tangerang, Medan, Surabaya, hingga Yogyakarta. Jumlah anggota aktifnya mencapai 10.000 orang. Mengutip laman resminya, CoHive saat ini hanya mengelola 9 coworking space. Kira-kira, seperti apa nasib ke depannya?


EXCLUSIVE CONTENT

2 Kali Tutup Startup, Serial Entrepreneur Ini Belum Kapok

Tech in Asia hadir lagi dengan cerita soal kegagalan pelaku startup. Setelah pekan lalu kami menulis soal perusahaan rintisan yang tergeser zaman dan tak lagi relevan, kali ini kami membagikan kisah founder yang tidak kapok membuat startup, meski sudah dua kali mengalami "gulung tikar".

Apa yang Harus Dilakukan Startup di Tengah Ancaman Resesi?

Perekonomian global diprediksi melambat dan sejumlah negara akan resesi pada 2023. Dari hasil wawancara Tech in Asia dengan beberapa ekonom, ada sederet saran agar startup Indonesia mampu melewati kondisi tersebut.

[Update] 22 Program Inkubator dan Akselerator Startup di Indonesia

Kami merangkum daftar program inkubator dan akselerator yang sering diikuti oleh para pendiri startup dalam negeri, beserta profil alumni dan besaran investasi bagi peserta.

HappyFresh Temukan Titik Terang, Tapi Bisnis E-grocery Bakal Tetap Sulit

Setelah nasibnya sempat terombang-ambing, HappyFresh kini sudah mengamankan modal untuk operasionalnya di Indonesia. Apakah bakal cukup dan berkelanjutan?

Mitra Bukalapak Jadi Lini Bisnis Andalan, Tapi Tantangan Sudah Menanti

Meski Mitra Bukalapak menjanjikan pertumbuhan yang besar bagi perusahaan, lini bisnis ini rentan terhadap perubahan harga dari mitra pemasok barang. Apa saja hambatan yang mungkin bisa terjadi?

Momentum Baru Dompet Digital Dana untuk Perluas Layanan

Tech in Asia membedah pitch deck dari Fashinza. Marketplace B2B berbasis kecerdasan buatan (AI) ini memakai deck tersebut saat berupaya mendapatkan pendanaan Seri B senilai Rp1,5 triliun.

QUICK BYTES

  • GoTo kabarnya tengah berkomunikasi dengan pemegang saham utamanya, termasuk Alibaba dan SoftBank, agar mau menjual saham GoTo secara terkontrol. Nilai dari saham tersebut mencapai US$1 miliar (sekitar Rp15,6 triliun). Upaya ini demi menghindari potensi jatuhnya harga saham GoTo ketika masa lock-up saham berakhir pada 30 November mendatang. GoTo pun dikabarkan telah berdiskusi dengan beberapa investor, mengajak menahan saham dalam jangka waktu yang lebih lama, setidaknya enam bulan.
     
  • PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli berencana melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), bakal melepas 17,77 miliar saham baru atau setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Mengutip prospektusnya, Blibli (BELI) menawarkan harga di rentang Rp410 hingga Rp460 per lembar saham. Blibli berpotensi mengantongi dana segar Rp8,17 triliun, sekitar Rp5,5 triliun (berkisar 67 persen) dialokasikan untuk membayar utang fasilitas dari perbankan. Pencatatan saham di BEI diagendakan pada Senin, 7 November 2022.
     
  • Startup edtech Binar Academy mengumumkan PHK terhadap 20 persen karyawannya. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan menghadapi dinamika ekonomi global. Binar memastikan karyawan terdampak memperoleh pesangon sesuai ketentuan yang berlaku, serta mendapat konsultasi karier hingga pelatihan upskilling.
     
  • Berdasarkan putusan sidang Pengadilan Niaga di PN Jakpus tanggal 22 September 2022, PT Evi Asia Tenggara—pengelola startup coworking space CoHive—saat ini dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (PKPUS). Pengadilan menunjuk Rio Sadrack Pantow dan Benny Marnala Pasaribu sebagai tim pengurus selama masa PKPU CoHive. Keduanya juga akan menjadi tim kurator apabila CoHive dinyatakan pailit berdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan.
     
  • Kopi Kenangan meresmikan gerai pertamanya di Malaysia dengan mengusung brand Kenangan Coffee. Pembukaan gerai yang berlokasi di Suria KLCC ini menandai ekspansi global perdana dari startup makanan dan minuman ini. Kopi Kenangan juga bakal meluncurkan Kenangan Academy yang menghadirkan berbagai program pelatihan untuk para barista dan karyawan.
     
  • Startup fintech Fundii menghimpun pendanaan Seri A sebesar US$5 juta (sekitar Rp77,4 miliar) yang dipimpin Trihill Capital dan ThinkZone Ventures. Usai suntikan modal ini, startup asal Vietnam ini berencana ekspansi ke Indonesia dalam beberapa waktu mendatang.
     
  • Haus menargetkan pembukaan 300 gerai baru pada tahun 2023 dan berambisi punya 1.500 gerai di tahun 2026. Haus juga berencana melakukan diversifikasi dengan meluncurkan produk mi instan pedas ala Korea dalam waktu dekat. Startup makanan dan minuman tersebut saat ini memiliki sedikitnya 200 gerai di 18 kota. Jabodetabek (khususnya Bekasi) menjadi kawasan yang paling berkontribusi terhadap penjualan.
Weekly Roundup dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia. Dukung jurnalisme berkualitas dengan berlangganan Tech in Asia ID+.

Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.

Tidak ingin menerima newsletter kami? Kamu bisa memiliih untuk berhenti menerima email dari kami (tentunya kami bakal sedih!)

No comments:

Post a Comment

Attn: Respond

-- INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF) International Settlement Unit, 1900 Pennsylvania Avenue NW, Washington, DC 20431, United States ...