Sewaktu saya masih merantau di Jakarta kurang lebih satu dekade silam, warung tegal (warteg) bisa dibilang sebagai salah satu penopang hidup saya. Tak sulit untuk mencari sarapan sebelum pergi ke kantor, berkat keberadaan warteg di dekat kos. Saking seringnya saya pergi ke warteg, sang ibu pemilik warung bahkan terkadang memberi saya bonus gorengan sebagai tambahan lauk sarapan.
Namun bisnis si ibu warteg di kala itu hanyalah tempat untuk mengisi perut. Semuanya begitu sederhana, tanpa sentuhan kemajuan zaman. Padahal, dengan jumlah pelanggan yang menurut si ibu bisa mencapai ratusan per hari. warteg itu (dan puluhan ribu warteg yang lain di Jabodetabek) menyimpan potensi bisnis menjanjikan bila ada pengusaha yang bisa menjalin kemitraan.
Peluang inilah yang ditangkap Wahyoo, startup modernisasi warung makan yang didirikan pada 2017. Tech in Asia Indonesia berbincang-bincang dengan CEO Wahyoo tak lama setelah startup miliknya menerima pendanaan Seri B sebesar US$13 juta (Rp202 miliar). Dengan dana baru yang ia raih, kini Wahyoo siap untuk berekspansi lebih jauh di luar sektor warteg.
Seberapa besar ambisi Wahyoo ke depan? Simak selengkapnya lewat artikel di bawah!
Induk Perusahaan Lamudi Raih Pendanaan Rp3 T Selain untuk kebutuhan ekspansi strategis Lamudi di Indonesia, pendanaan ini juga dipakai untuk memoles target profitibalitas EMPG agar siap untuk IPO.
Daily Digest dibuat dengan cinta (dan sedikit kafein) oleh tim Tech in Asia Indonesia.
Jangan sampai ketinggalan berita harian seputar industri startup Indonesia. Simpan email halo@techinasia.com ke kontakmu, atau pindahkan email ini ke primary inbox.
No comments:
Post a Comment